Minggu, 02 April 2017

PERKARA MAAF

Untuk kamu yang sedang dalam kemarahan
Untuk kamu yang tengah merasa kecewa
Untuk kamu yang enggan membagi maaf
Mohon luangkan waktu sejenak untuk membaca tulisan
dari makhluk yang sukar untuk melisankan pendapatnya ini.


Hidup tentunya bukan hanya persoalan kebahagiaan saja, ada juga kesedihan yang setia mendampingi. Tiap dari kita pasti pernah merasa bahagia, pun juga sedih. Hal-hal kecil yang menjadi dasar atas kebahagiaan dan kesedihan yang terjadi pada kita tentunya dilandasi oleh orang yang menurut kita penting di hidup kita. Hal kecil seperti hanya sapaan ‘Hai’ yang dilontarkan sang pujaan hati, sudah sukses membuat kamu berbunga-bunga. Begitupun dengan pengabaian yang dilakukan orang terkasih, sudah cukup membuat hati terenyuh.
Pada kesempatan kali ini, aku sekadar ingin menuangkan beberapa pendapatku. Bukan mau sok menggurui atau apa, ini cuma racauanku saja di waktu gabut hahaha. Kira-kira seperti ini, menurutku ada beberapa hal yang sepatutnya tidak dilakukan oleh orang ketika tengah berselisih dengan sesamanya. Sila di baca, kalau ndak mau juga ndak apa-apa, kok. Lebih baik habiskan waktumu untuk melihat kehidupan digital sohibmu yang hanya bertahan 24 jam di sosial media berlambang kamera itu. Lebih berfaedah kan? hehe. Mari di mulai...

1.      REDAKAN EMOSI (UPDATE STATUS bukan jalan keluar, itu tandanya kamu CAPER!)
Saat ada seseorang yang menyakitimu, membuatmu bersedih, dan juga mengecewakanmu. Jangan tergesa-gesa untuk mempublikasikannya (baca: update status) di sosial media, terlebih jika kamu melakukannya di semua sosmed yang kamu miliki, baik itu bbm, facebook, twitter, line, instagram dan sebangsanya. Juga ketika kamu marah, jangan dengan mudahnya kamu berkoar-koar di dunia maya. Yang perlu kamu tahu, ketika kamu melakukan hal tersebut, orang-orang yang berteman denganmu akan menilai kamu sebagai orang yang berkepribadian buruk, mereka akan ilfeel karena menganggap bahwa kamu adalah orang yang tidak dapat mengatur emosi dengan baik.

2.       CARI TEMAN CURHAT (Tapi jangan sama TEMAN kamu!)
Lho? kok disaranin curhat tapi tidak boleh dengan teman sendiri? Lantas mesti dengan siapa curhatnya? Oke, kira-kira seperti ini, saat kamu sedang ada masalah dengan seseorang. Biasanya kamu akan cenderung untuk meluapkan emosimu ke orang terdekat yang biasa kamu dijadikan tempat curhat. Dan biasanya teman kamu ini juga mengenal orang yang tengah bermasalah denganmu (kenal dalam artian bukan berteman, namun kenal karena kamu terus menceritakan orang yang sama pada temanmu itu). Kamu hanya akan menebar dan menularkan kebencian orang lain terhadap dia yang kamu benci sebelum orang lain itu mengenal dia secara personal (jika kasusnya seperti yang aku bilang sebelumnya). Lagipula, bukannya ingin berprasangka buruk atau bagaimana, tapi yang perlu kamu sadari adalah tidak semua teman berniat membantu kamu. Ada segelintir orang yang hanya ingin mengetahui kepelikan hidupmu, dan curhatanmu pun hanya akan berakhir pada kalimat pendek ‘yang sabar ya!’. Sejujurnya, itu sama sekali tidak membantu. Lebih baik sekalian saja curhat dengan orang asing yang jaraknya bermil-mil dari tempatmu bernaung, toh itu juga sekaligus menjadi penghiburan bagi suasana hatimu yang dibuat kacau karenanya.

3.       JANGAN UNGKIT MASA LALU (Masa LALU dan SEKARANG itu beda, Sist)
Ini merupakan kesalahan paling fatal. Saat kamu sedang berselisih dengan seseorang, biasanya kamu akan teringat hal-hal buruk lainnya yang pernah ditorehkan padamu di masa lampau. Memang benar adanya peribahasa ‘Karena nila setitik, rusak susu sebelanga’, sedikit keburukan akan memusnahkan sejuta kebaikan. Tidak ada gunanya mengingat yang lalu, itu hanya akan menambah timbunan amarahmu padanya. Ingat, orang bijak adalah orang yang mampu memilah antara masa lalu dan masa sekarang, bukan orang yang mencampuradukkannya menjadi satu.

4.       LEKAS BERKACA
Kamu punya cermin? Yuk lekas berkaca. Pada dasarnya, orang akan cenderung menganggap pribadinya adalah orang yang paling benar. Kalaupun salah, pasti orang tersebut akan membuat pembenaran atas tindakannya. Jadi gimana? Yaaa... lekas berkaca!

5.       MAAF SEBATAS FORMALITAS (Cukup kondangan aja yang mesti formal, maafmu jangan!)
Mungkin kita sering menemukan orang berujar “Yang penting gue udah minta maaf, dimaafin atau nggak, itu masalah doi.”. Yeah, that’s right! Tapi yang perlu dipertanyakan lagi ialah minta maaf yang seperti apa dulu? Jangan-jangan permohonan maafmu hanya sebatas formalitas belaka. Entah benar atau tidak, orang yang tersakiti tentunya akan mengharapkan permintaan maaf yang gigih dari si pelaku. Ingin menimbang apakah si orang tersebut benar-benar tulus untuk meminta maaf atau sebaliknya.

Kurang lebih seperti itu racauanku. Selepas membaca ini, semoga kamu tidak menganggap telah membuang 10 menitmu dengan sia-sia. See you more, ya!

1 komentar: