Manusia terlahir
sebagai makhluk sosial dan tidak dapat hidup dalam kesendirian. Segala aktifitas
yang dilakukan tentunya akan melibatkan dan menimbulkan rasa ketergantungan
terhadap orang lain yang bersangkutan. Ketergantungan dalam arti, di mana
individu merasa memiliki kebutuhan untuk berkomunikasi dalam melakukan
interaksi di kehidupannya.
Merujuk pada judul
esai di atas, siapa yang tidak mengenal sosok Ernest Hemingway? Tentunya nama
itu sudah tidak asing lagi di telinga para penghuni bumi. Berbagai karyanya
mendapat apresiasi yang menyenangkan, termasuk novel The Old Man and the Sea –Lelaki
Tua dan Laut– (1952). Novel ini pernah memenangkan Hadiah Putlizer pada tahun 1953 dan Award of Merit Medal for Novel dari American Academy of Letters. Selain itu, novel ini juga telah
menjadikan Ernest Hemingway meraih Hadiah
Nobel Sastra pada tahun 1954.
Kembali
lagi mengenai perilaku self talk,
menurut ilmu psikologi self talk
merupakan suatu kondisi di mana seseorang melakukan kegiatan berbicara dengan
dirinya sendiri. Hal ini dapat terjadi lantaran individu yang bersangkutan tengah
diliputi rasa sepi, depresi, ketidakpuasan, kebiasaan di masa lalu, ataupun
adanya gangguan psikologis lainnya.
Lebih
lanjut, perilaku self talk yang
ditimbulkan oleh Santiago dalam novel Lelaki
Tua dan Laut merupakan refleksi dari rasa sepi dan cemas yang
menghinggapinya selama ia bernaung di tengah laut untuk menangkap ikan. Ya,
Santiago merupakan tokoh utama di dalam novel tersebut. Kisah perjalanan
seorang lelaki tua untuk mendapatkan seekor ikan Marlin raksasa. Selama 87 hari
berada di tengah laut, akhirnya seekor ikan Marlin hinggap di kail umpan
sardennya. Namun kisahnya tidak sampai disitu, perjuangan membawa ikan Marlin
ke rumahnyalah yang mengalami berbagai kendala. Dan selama perjalanannya sejak
awal melaut sampai ia menuju ke rumah itulah Santiago mengalami perilaku self talk.
Selanjutnya,
perilaku self talk yang dialami oleh
Santiago dikarenakan ia hanya pergi melaut sendirian. Perjalanannya hanya
ditemani dengan debur ombak laut dan serba-serbi peralatan melaut di dalam
perahunya. Selama perjalanan, ia selalu berbicara sendiri dan berharap agar
Manolin –anak lelaki didekat rumahnya– ikut serta dalam perjalanannya tersebut.
Hal ini didukung dengan banyaknya percakapan individu yang dilakukan oleh
Santiago:
“Aku
berharap anak lelaki itu ada di sini.” (hlm. 53)
“Andai
saja aku bersama anak lelaki itu.” (hlm. 50)
“Aku
berharap aku bersama anak lelaki itu.” (hlm. 55)
“Aku berharap anak lelaki itu ada di
sini dan aku punya garam.” (hlm. 60)
“Jika anak lelaki itu di sini, dia akan
menggosok tangan itu untukku dan mengendurkannya ke bawah dari lengan bawah.” (hlm.
66)
“Jika anak lelaki itu ada di sini dia
akan membasahi gulungan tali. Ya. Jika anak lelaki itu di sini.” (hlm.
88)
Dalam beberapa
percakapan individu di atas, dapat kita ketahui bahwa manusia merupakan makhluk
yang tidak dapat hidup sendiri. Segala hal yang dilakukan tentunya akan
mengarah untuk bergantung pada orang lain. Rasa sepi akan kehadiran orang lain
menjadikan Santiago hanya dapat berceloteh dengan dirinya sendiri ketika
kesulitan melakukan sesuatu. Hal ini juga berkaitan dengan kutipan di bawah
ini:
“Seseorang
seharusnya tak sendirian pada usia tua mereka.”
(hlm. 50)
Kebutuhan akan orang
lain ini di alami oleh Santiago. Ia tampak menyesali keputusannya untuk
berangkat sendiri menangkap ikan Marlin tanpa Manolin. Di usia yang sudah tidak
muda lagi ini menyulitkannya untuk melakukan segala aktifitas di perahu.
Konflik batin pun
dialami oleh Santiago dalam memecahkan berbagai masalah ketika menangkap ikan
Marlin tersebut. Mulai dari perlawanan ikan Marlin yang bertahan sampai berhari-hari,
juga kawanan Hiu yang mengoyak daging ikan Marlin hasil buruan Santiago. Dan
pada akhirnya, sesampainya Santiago di rumahnya, ia pun berkomunikasi dengan
Manolin dan menyadari bahwasanya aktifitas self
talk yang ia lakukan selama ini bukanlah hal yang menyenangkan. Hal ini
tergambar pada kutipan di bawah ini:
“Dia membatin betapa menyenangkan ada
seseorang yang bisa diajak bicara dibandingkan hanya berbicara dengan dirinya
sendiri dan laut.” (hlm. 133)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar