Kenapa kamu
sangat hobi membuat hati orang lain terus berdebar?
Kenapa kamu
selalu menjadi alasan atas kesenangan dan kesedihan yang terjadi padaku?
Kamu ini sebenarnya
moodbooster atau moodbreaker?
Bagaimana
bisa kamu menjadi dua hal yang bertolak belakang dalam satu waktu?
Bagaimana
mungkin hal wajar, hanya seperti sapaan ‘Hai’ yang bisa saja dilakukan semua
orang. Namun, efeknya akan berbeda jika kamu yang mengucapkan?
Teman, boleh aku sedikit bercerita denganmu?
Tidak, aku tidak akan lama kok. Oh tenang saja,
aku tidak butuh tanggapan atas apa yang akan kuceritakan ini. Aku hanya butuh
didengar. Dan aku harap kamu tidak bosan. Kamu boleh saja mendengarkanku sambil
mengemil macam-macam ciki angin yang enggan kusebutkan mereknya, sekaligus
ditemani segelas kopi atau teh kegemaranmu sebagai pelengkap: terserah.
Kuingatkan sekali lagi, aku hanya butuh didengar.
Teman, apa kamu pernah jatuh hati?
Hahaha kamu tidak perlu menjawab, lagipula ini
pertanyaan bodoh. Tentu saja setiap orang pernah mengalaminya: termasuk aku dan
kamu, juga dia. Apalagi saat ini usia kita sedang dalam masa transisi dari usia
remaja ke usia dewasa. Pastinya ini adalah hal wajar yang akan kita rasakan.
Begini, semasa hidupnya, ada orang yang jatuh hati
dengan banyak orang, ada pula yang hanya dengan seorang saja. Ada yang jatuh hati
dengan mabuk kepayang, ada pula yang menyikapinya dengan anggun. Hebatnya, saat
sedang jatuh hati, umumnya orang-orang akan menjadi pujangga dadakan. Foto-foto
mesra yang didampingi dengan caption
kata-kata puitis nan romantis bertebaran diberbagai sosial media yang mereka
miliki. Entah ini hanya untuk mengapresiasikan perasaan mereka yang tengah
membuncah atau sekaligus menjadi ajang pamer. Jika saat ini kamu tengah
menjalin hubungan dengan seseorang, pasti kamu akan menganggap aku mengatakan
ini hanya berlandaskan keirian semata. Tapi jika saat ini kamu sedang dalam
kesendirian, boleh jadi kamu setuju dengan opini tersebut.
Teman, apa salah mencintai seseorang dalam diam?
Entahlah, aku bukan orang yang mahir dalam
mengutarakan perasaan. Bukan juga orang yang agresif ketika mengincar pujaan
hati. Jangankan dia, aku pun ragu jika sahabatku tahu bahwa aku sedang jatuh
hati dengan seseorang. Aku jatuh hati dengannya tapi enggan untuk beraksi, aku
merasa tidak sepadan dengannya. Diizinkan untuk mengagumi sosoknya saja, aku
sudah bersyukur. Bodoh? Silakan saja nilai sesukamu. Bahkan sebelum kamu
berkata begitu, aku pun sudah mengutuki diriku sendiri.
Teman, terima kasih sudah mau repot-repot
mendengarkan cerita orang yang sedang jatuh hati ini. Apa sekarang kamu
mengantuk? Hahaha maaf. Aku hanya ingin memberitahu bahwa: kamu dan dia dalam
catatan ini adalah orang yang sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar