Minggu, 06 Maret 2016

Catatan Orang Jatuh Hati


Kenapa kamu sangat hobi membuat hati orang lain terus berdebar?
Kenapa kamu selalu menjadi alasan atas kesenangan dan kesedihan yang terjadi padaku?
Kamu ini sebenarnya moodbooster atau moodbreaker?
Bagaimana bisa kamu menjadi dua hal yang bertolak belakang dalam satu waktu?
Bagaimana mungkin hal wajar, hanya seperti sapaan ‘Hai’ yang bisa saja dilakukan semua orang. Namun, efeknya akan berbeda jika kamu yang mengucapkan?

Teman, boleh aku sedikit bercerita denganmu?
Tidak, aku tidak akan lama kok. Oh tenang saja, aku tidak butuh tanggapan atas apa yang akan kuceritakan ini. Aku hanya butuh didengar. Dan aku harap kamu tidak bosan. Kamu boleh saja mendengarkanku sambil mengemil macam-macam ciki angin yang enggan kusebutkan mereknya, sekaligus ditemani segelas kopi atau teh kegemaranmu sebagai pelengkap: terserah. Kuingatkan sekali lagi, aku hanya butuh didengar.

Teman, apa kamu pernah jatuh hati?
Hahaha kamu tidak perlu menjawab, lagipula ini pertanyaan bodoh. Tentu saja setiap orang pernah mengalaminya: termasuk aku dan kamu, juga dia. Apalagi saat ini usia kita sedang dalam masa transisi dari usia remaja ke usia dewasa. Pastinya ini adalah hal wajar yang akan kita rasakan.

Begini, semasa hidupnya, ada orang yang jatuh hati dengan banyak orang, ada pula yang hanya dengan seorang saja. Ada yang jatuh hati dengan mabuk kepayang, ada pula yang menyikapinya dengan anggun. Hebatnya, saat sedang jatuh hati, umumnya orang-orang akan menjadi pujangga dadakan. Foto-foto mesra yang didampingi dengan caption kata-kata puitis nan romantis bertebaran diberbagai sosial media yang mereka miliki. Entah ini hanya untuk mengapresiasikan perasaan mereka yang tengah membuncah atau sekaligus menjadi ajang pamer. Jika saat ini kamu tengah menjalin hubungan dengan seseorang, pasti kamu akan menganggap aku mengatakan ini hanya berlandaskan keirian semata. Tapi jika saat ini kamu sedang dalam kesendirian, boleh jadi kamu setuju dengan opini tersebut.

Teman, apa salah mencintai seseorang dalam diam?
Entahlah, aku bukan orang yang mahir dalam mengutarakan perasaan. Bukan juga orang yang agresif ketika mengincar pujaan hati. Jangankan dia, aku pun ragu jika sahabatku tahu bahwa aku sedang jatuh hati dengan seseorang. Aku jatuh hati dengannya tapi enggan untuk beraksi, aku merasa tidak sepadan dengannya. Diizinkan untuk mengagumi sosoknya saja, aku sudah bersyukur. Bodoh? Silakan saja nilai sesukamu. Bahkan sebelum kamu berkata begitu, aku pun sudah mengutuki diriku sendiri.

Teman, terima kasih sudah mau repot-repot mendengarkan cerita orang yang sedang jatuh hati ini. Apa sekarang kamu mengantuk? Hahaha maaf. Aku hanya ingin memberitahu bahwa: kamu dan dia dalam catatan ini adalah orang yang sama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar