Minggu, 10 Januari 2016

ANTARA CINTA DAN SEBAB

Umumnya laki-laki akan berasumsi bahwa gadis yang ideal adalah dia yang memiliki kepribadian yang baik. Namun, pada kenyataannya banyak yang lebih mengutamakan penampilan fisik di atas segalanya. Kebanyakan lelaki akan langsung terbuai oleh fisik yang mumpuni dari seorang wanita hanya dalam sekali pandang.
Ketika paras cantik dijadikan satu-satunya acuan dan mata menjadi satu-satunya alat indera dalam menilai perempuan, maka itu bukan alasan yang tepat untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap kaum perempuan. Terlalu mendewakan kecantikan seolah tidak ada yang lebih penting daripada itu semua. Mengatasnamakan sesuatu yang pada akhirnya akan luntur dilalap oleh masa.
Tapi sangat disayangkan jika stereotip wanita di zaman sekarang malah menyimpulkan bahwa: cantik itu adalah dia yang berkulit putih, cantik itu adalah dia yang berperawakan kurus, cantik itu adalah dia yang mahkota kepalanya lurus menjuntai, dan segala sesuatu yang hanya berkutat pada fisik saja. Maka berlomba-lombalah para wanita untuk membeli obat pemutih yang menjanjikan putih hanya dalam waktu kurang dari 2 minggu dengan harga murah, bersaing untuk minum pil-pil diet demi merampingkan tubuh agar elok dilihat, dan lain sebagainya. Yang pada akhirnya hanya akan menyiksa para wanita, merusak ciptaan Tuhan yang paling indah, dan yang lebih menyesakkan adalah: belum tentu laki-laki incaranmu beralih jadi tertarik padamu.
Beberapa bulan lalu ketika saya sedang asyik menjelajahi dunia maya, saya menemukan kata-kata yang menyatakan bahwa adanya perbedaan antara laki-laki dan wanita ketika mereka telah usai menjalani hubungan percintaan (dalam konteks ini adalah berpacaran). Ketika seorang laki-laki memutuskan untuk menyudahi hubungan dengan seorang wanita, maka ketika ia menjalin hubungan dengan wanita lain, dia akan segera melupakan wanita sebelumnya. Namun, saat laki-laki tersebut telah menikah, pada saat-saat tertentu ia akan mengingat kejadian-kejadian menyenangkan yang dulu pernah dilalui bersama mantan-mantannya. Lain halnya dengan wanita, ketika wanita menyudahi hubungan dengan seorang lelaki, maka wanita tersebut tidak akan bisa melupakan perasaan terhadap laki-laki tersebut kecuali ada laki-laki lain yang dapat membuatnya jatuh cinta kembali. Dan saat wanita telah jatuh cinta kembali, dia akan benar-benar melupakan laki-laki sebelumnya.
Entah pernyataan ini benar atau tidak. Tapi hal tersebut saya rasakan sendiri. Beberapa tahun lalu saya pernah menjalin hubungan dengan seseorang. Tidak lama, kurang lebih hanya setengah tahun. Tapi sampai saat ini saya belum bisa melupakannya, entah belum bisa melupakan dirinya atau melupakan kenangannya. Sayangnya, setelah hampir 1,5 tahun berlalu, saya masih larut dalam keterpurukan dan dia kini telah bersama wanita lain. Secepat itu. Haha. Lebih baik kita ganti topik(
Ada seorang anonim yang mengatakan bahwa:
“Jika seorang penulis jatuh cinta padamu, maka kau tidak akan pernah mati.”
Maksud kata ‘mati’ di sini bukan dalam arti yang sesungguhnya yaaa, karena seorang penulis juga manusia, jadi ga mungkin bisa bikin orang lain hidup abadi hehe. Dan saya akui kata-kata tersebut jauh lebih romantis dibandingkan setangkai mawar atau boneka teddy bear yang tengah memeluk buntalan berbentuk hati. Mendapat kesempatan untuk dicintai oleh seorang yang puitis memang menyenangkan, dia tidak akan pernah bosan menghadiahi kita dengan berbagai kata-kata yang meneduhkan. Terlebih lagi jika kata-kata tersebut bukan hanya bualan semata.

Aku mencintaimu layaknya senja
yang tiada henti datang,
Namun selalu: kau usir dengan hitamnya malam
Aku mencintaimu layaknya senja
Sebab tidak ada sebab atas kedatanganku
Datang dan pergi digantikan
:matahari dan bintang kegemaranmu
Aku mencintaimu layaknya senja
yang dalam hitungan menit,
Kau redupkan sinarku
Aku mencintaimu layaknya senja
yang tetap tabah hidup di antara
:petang dan malam

5 komentar: