Untuk kamu yang sedang dalam kemarahan
Untuk kamu yang tengah merasa kecewa
Untuk kamu yang enggan membagi maaf
Mohon luangkan waktu sejenak untuk membaca tulisan
dari makhluk yang sukar untuk melisankan pendapatnya ini.
Hidup tentunya bukan hanya persoalan
kebahagiaan saja, ada juga kesedihan yang setia mendampingi. Tiap dari kita
pasti pernah merasa bahagia, pun juga sedih. Hal-hal kecil yang menjadi dasar
atas kebahagiaan dan kesedihan yang terjadi pada kita tentunya dilandasi oleh
orang yang menurut kita penting di hidup kita. Hal kecil seperti hanya sapaan
‘Hai’ yang dilontarkan sang pujaan hati, sudah sukses membuat kamu
berbunga-bunga. Begitupun dengan pengabaian yang dilakukan orang terkasih, sudah
cukup membuat hati terenyuh.
Pada kesempatan kali ini, aku sekadar
ingin menuangkan beberapa pendapatku. Bukan mau sok menggurui atau apa, ini cuma
racauanku saja di waktu gabut hahaha. Kira-kira seperti ini, menurutku ada
beberapa hal yang sepatutnya tidak dilakukan oleh orang ketika tengah
berselisih dengan sesamanya. Sila di baca, kalau ndak mau juga ndak apa-apa,
kok. Lebih baik habiskan waktumu untuk melihat kehidupan digital sohibmu yang
hanya bertahan 24 jam di sosial media berlambang kamera itu. Lebih berfaedah kan?
hehe. Mari di mulai...
1. REDAKAN EMOSI (UPDATE STATUS bukan jalan keluar,
itu tandanya kamu CAPER!)
Saat ada seseorang yang menyakitimu, membuatmu
bersedih, dan juga mengecewakanmu. Jangan tergesa-gesa untuk mempublikasikannya
(baca: update status) di sosial media, terlebih jika kamu melakukannya di semua
sosmed yang kamu miliki, baik itu bbm, facebook, twitter, line, instagram dan
sebangsanya. Juga ketika kamu marah, jangan dengan mudahnya kamu berkoar-koar
di dunia maya. Yang perlu kamu tahu, ketika kamu melakukan hal tersebut, orang-orang
yang berteman denganmu akan menilai kamu sebagai orang yang berkepribadian buruk,
mereka akan ilfeel karena menganggap
bahwa kamu adalah orang yang tidak dapat mengatur emosi dengan baik.
2.
CARI TEMAN CURHAT (Tapi jangan sama TEMAN kamu!)
Lho? kok disaranin curhat tapi tidak boleh dengan
teman sendiri? Lantas mesti dengan siapa curhatnya? Oke, kira-kira seperti ini,
saat kamu sedang ada masalah dengan seseorang. Biasanya kamu akan cenderung
untuk meluapkan emosimu ke orang terdekat yang biasa kamu dijadikan tempat
curhat. Dan biasanya teman kamu ini juga mengenal orang yang tengah bermasalah denganmu
(kenal dalam artian bukan berteman, namun kenal karena kamu terus menceritakan
orang yang sama pada temanmu itu). Kamu hanya akan menebar dan menularkan
kebencian orang lain terhadap dia yang kamu benci sebelum orang lain itu
mengenal dia secara personal (jika kasusnya seperti yang aku bilang
sebelumnya). Lagipula, bukannya ingin berprasangka buruk atau bagaimana, tapi
yang perlu kamu sadari adalah tidak semua teman berniat membantu kamu. Ada segelintir
orang yang hanya ingin mengetahui kepelikan hidupmu, dan curhatanmu pun hanya
akan berakhir pada kalimat pendek ‘yang sabar ya!’. Sejujurnya, itu sama sekali
tidak membantu. Lebih baik sekalian saja curhat dengan orang asing yang
jaraknya bermil-mil dari tempatmu bernaung, toh itu juga sekaligus menjadi
penghiburan bagi suasana hatimu yang dibuat kacau karenanya.
3.
JANGAN UNGKIT MASA LALU (Masa LALU dan SEKARANG
itu beda, Sist)
Ini merupakan kesalahan paling fatal. Saat kamu sedang
berselisih dengan seseorang, biasanya kamu akan teringat hal-hal buruk lainnya
yang pernah ditorehkan padamu di masa lampau. Memang benar adanya peribahasa ‘Karena
nila setitik, rusak susu sebelanga’, sedikit keburukan akan memusnahkan sejuta
kebaikan. Tidak ada gunanya mengingat yang lalu, itu hanya akan menambah
timbunan amarahmu padanya. Ingat, orang bijak adalah orang yang mampu memilah
antara masa lalu dan masa sekarang, bukan orang yang mencampuradukkannya menjadi
satu.
4.
LEKAS BERKACA
Kamu punya cermin? Yuk lekas berkaca. Pada
dasarnya, orang akan cenderung menganggap pribadinya adalah orang yang paling
benar. Kalaupun salah, pasti orang tersebut akan membuat pembenaran atas
tindakannya. Jadi gimana? Yaaa... lekas berkaca!
5.
MAAF SEBATAS FORMALITAS (Cukup kondangan aja
yang mesti formal, maafmu jangan!)
Mungkin kita sering menemukan orang berujar “Yang penting gue udah minta maaf, dimaafin
atau nggak, itu masalah doi.”. Yeah,
that’s right! Tapi yang perlu dipertanyakan lagi ialah minta maaf yang
seperti apa dulu? Jangan-jangan permohonan maafmu hanya sebatas formalitas
belaka. Entah benar atau tidak, orang yang tersakiti tentunya akan mengharapkan
permintaan maaf yang gigih dari si pelaku. Ingin menimbang apakah si orang
tersebut benar-benar tulus untuk meminta maaf atau sebaliknya.
Kurang lebih seperti itu racauanku. Selepas membaca ini, semoga
kamu tidak menganggap telah membuang 10 menitmu dengan sia-sia. See you more,
ya!
Et, kok gue kesindir sama poin pertama wkwkwk
BalasHapuszahrasalsa.com